Senin, 02 April 2012

Setting Tempat Cerita Bubuksah-Gagang Aking

Cerita Bubuksah-Gagang Aking[1] mengkisahkan tentang dua bersaudara yang bertapa di lereng timur Gunung Wilis. Dari lokasi pertapaan mereka dapat dilihat dengan jelas pasar Kota Daha yang terletak di tepi bengawan. Begitupula suasana di bengawan yang cukup ramai, berlayar perahu hilir-mudik dari pelabuhan Daha. Bubuksah membangun tempat bertapa di sebelah timur, sedangkan kakaknya Gagang Aking bertempat di sebelah barat (Sulistyanto, 2000).
Sungai Brantas di daerah Jong Biru dan Kota Kediri terlihat dari Gua Selobale
(Foto oleh: Novi, 16 Juli 2011)
 Bengawan yang dimaksud dalam kisah Bubuksah-Gagang Aking tersebut merupakan Bengawan Brantas. Di lereng timur Gunung Wilis terdapat anak gunung, bernama “Gunung Klotok”. Di sini ditemukan jejak arkeologis berupa dua buah situs gua pertapaan. Gua yang berada di sebelah timur disebut “Gua Selomangkleng Kediri”. Sedang gua pertapaan yang di sebelah barat dan lebih atas lokasinya disebut kompleks ”Gua Selobale”. Dari lokasi Gua Selobale ini dapat dilihat dengan jelas aliran Bengawan Brantas dan juga suasana Kota Kediri, khususnya bagian utara daerah antara Semampir hingga Jongbiru (NB. Munib, 2011). 

Keberadaan dua buah kompleks gua pertapaan di Gunung Klotok dapat dihubungkan dengan tempat pertapaan dalam cerita Bubuksah-Gagang Aking. Gua Selobale dapat diidentifikasi sebagai lokasi bertapanya Gagang Aking. Sedangkan Gua Selomangkleng Kediri diidentifikasi dengan tempat bertapanya Bubuksah, karena lokasi gua ini berada di sebelah timur Gua Selobale. Dapat dilihat, bahwa setting cerita Bubuksah-Gagang Aking berada di wilayah Kediri, tepatnya di Gunung Klotok, lereng timur Gunung Wilis, yang masuk wilayah Kota Kediri (Yamin, 1962). Dari penjelasan cerita tersebut sangat jelas, bahwa Kota Kediri dan sebagian Kabupaten Kediri dahulu bernama Daha.

Daftar Rujukan:
NB. Munib. 2011. Dinamika Kekuasaan Raja Jayakatyeng di Kerajaan Glang-Glang Pada Tahun 1170-1215 Saka: Tinjauan Geopolitik. Malang: FIS UM

Sulistyanto, B. 2000. Mitos Bubuksah Kajian Struktural Dan Maknanya. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta, No.10

Yamin, H.M. 1962. Tatanegara Majapahit: Sapta Parwa, I. Djakarta: Prapantja


[1] Cerita Bubuksah-Gagang Aking dijadikan salah satu adegan relief cerita pada dinding Candi Penataran dan Candi Surawana.