Minggu, 03 Maret 2013

Perpindahan Aliran Sungai Brantas di Waringinsapta

Oleh : Novi BmW
 
Perkiraan Lokasi Perpecahan di Waringinsapta
Bemmelen (1949) berpendapat bahwa pertumbuhan delta Brantas yang cepat, menyebabkan perpindahan garis pantai ke arah laut[1], selain itu juga menyebabkan terpecah dan berpindah-pindahnya alur-alur aliran sungai pada delta tersebut. 
Pendapat tersebut kiranya ada benarnya untuk kasus Delta Bengawan Brantas. Perpindahan alur aliran Bengawan Brantas pada deltanya terekam dalam Prasasti Kamalagyan, yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga pada tahun 959 Çaka (1037 Masehi). Isi Prasasti Kamalagyan baris 9-14 dalam terjemahan bahasa Indonesia-nya adalah sebagaimana berikut:
  1. .... demikianlah banyaknya tanah pertanian yang sawah-sawahnya tertahan dan tertekan oleh sungai kecil yang akhirnya menjadi bangawan yang menerobos di wa-
  2. ringin sapta, sehingga kuranglah milik raja dan binasalah sawah sawahnya. Memang sangat sukar untuk mencapai tujuan dalam usaha rakyat sekalian yang berusaha menambak bengawan yang menerobos itu. (sungai ini) tidak hanya baru ditambak satu dua kali saja oleh rakyat.
  3. tempat (yang selalu diterobos) ini belum pernah dapat ditundukkan. Maka dari sebab itu Çri Maharaja lekas-lekas memerintahkan penduduk tanah pertanian seluruhnya; oleh “kerkem ri tapa”(?) Çri Maharaja, mereka itu diperintahkan semua bekerja untuk kepentingan negara dengan membuat suatu tambak. (pekerjaan ini) telah diselesaikan dengan baik
  4. oleh Çri Maharaja, sehingga menjadi sempurna dan kuat dan jalan air yang menerobos telah tertutup. Dengan ini sungai bengawan bercabang tiga arusnya dan mengalir ke arah utara, sehingga sukalah hati orang yang berlayar menuju ke hulu (setelah) mengambil muatan di Hujunggaluh. Demikian pula halnya dengan
  5. orang-orang nahkoda dan pedagang yang datang dari kepulauan lain dan bersama-sama bertemu di Hujunggaluh. Penduduk tanah pertanian yang sawahnya (dulu) selalu diserang air bah dan tertekan sangat suka hatinya, karena berakhirlah peristiwa air bah itu; dan dengan ini seluruh sawah (hasilnya) dapat dimiliki,
  6. setelah air sungai bengawan yang menerobos di Waringinsapta dapat ditambak oleh Çri Maharaja.... (Wirjosuparto, 1958: 19-20).
Prasasti Kamalagyan merupakan prasasti batu (linggo prasasti) yang berada di Dukuh Klagen, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Isi prasasti tersebut memberikan beberapa gambaran geografis di delta Brantas. Gambaran isi prasasti tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Daerah delta Bantas merupakan wilayah persawahan.
2.   Aliran Bengawan Brantas sering berpindah arah, sehingga sering menerobos sawah ataupun daerah permukiman penduduk di delta Brantas.
3.    Dahulu Bengawan Brantas merupakan jalur transportasi air yang utama, sebagai jalur distribusi barang dagangan dari hulu ke hilir di pelabuhan Hujunggaluh, dan sebaliknya.
4.       Setelah bendungan Waringinsapta selesai dibangun, maka aliran Bengawan dipecah menjadi tiga. Aliran terbesar menuju ke arah utara, yakni ke arah pelabuhan Hujunggaluh di daerah hilir.
Informasi Prasasti Kamalagyan menunjukkan bahwa dahulu pernah terjadi peristiwa berpindahnya arah aliran Bengawan Brantas dari jalur aliran semestinya di daerah Waringinsapta. Dengan kejadian tersebut masyarakat di daerah Hilir banyak mendapat kerugian, begitu pula Maharaja Airlangga. Sehingga Maharaja membangun sebuah bendungan di daerah Wringinsapta. Setelah bendungan selesai dibangun, aliran Bengawan dipecah menjadi tiga arah, namun volume air yang terbesar diarahkan ke utara menuju Hujunggaluh di Surabaya (Munib, NB, 2011).
Tiga Percabangan Bengawan Brantas
 Lokasi Waringinsapta dapat diidentifikasikan berada di Desa Waringinpitu, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo sekarang. Sehingga lokasi aliran Bengawan Brantas dahulu memiliki volume yang lebih besar pada aliran Sungai Mas. Sehingga dapat dilalui para pelayar dari berbagai mancanegara menuju pedalaman Jawa bagian Timur maupun sebaliknya.
Percabangan di Waringinsapta
Berita dari Prasasti Kamalagyan tersebut sangatlah membantu pembuktian terjadinya perpindahan aliran Bengawan Brantas di daerah hilir. Selain membantu, eh! ternyata dari prasasti tersebut juga menimbulkan masalah BESAR!!!!! sekarang masalahnya… jika dahulu volume air Bengawan Brantas lebih besar ke arah Sungai Mas, maka sejak kapan aliran Sungai Porong lebih besar volumenya?? Nah! Begitu pula masalah percabangan yang ternyata pada masa Airlangga berada di Waringinsapta, dekat Krian, Sidoarjo, dan sekarang berada di Mlirip, Mojokerto??? Hadeh….Gara-gara Prasasti Kamalagyan, semoga Prasasti Kudadu dan Prasasti Canggu dapat membantu jawabnya. amin…. Mau tau jawabya….mau tau??? kita lanjutkan pada pembahasan berikutnya “Percabangan Sungai Brantas”.
Daftar Rujukan:
Bemmelen , R.W.van. 1949. The Geology of Indonesia. The Hague: Government Printing Office
Wirjosuparto, S. 1958. Apa Sebabnya Kediri dan Daerah Sekitarnya Tampil ke Muka dalam Sejarah. Djakarta: FS UI 
Munib, NB. 2011. Dinamika Kekuasaan Raja Jayakatyəng di Kerajaan Glang-Glang Tahun 1170-1215 Çaka: Tinjauan Geopolitik. Skripsi. Malang: FIS UM


[1] Garis pantai mundur, daratan makin luas

1 komentar: