Oleh : Novi BmW
Gunung Bromo (Foto : Novi BmW, 31/06/2010) |
Gunung Bromo dan Gunung Semeru merupakan dua gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa. Perihal kesuciannya tersebut diabadikan dalam Kitab Tantu Panggelaran. Kitab ini berasal dari tahun 1557 Saka (1635 M)[1]. Dalam kitab ini diceritakan tentang proses pemindahan Gunung Mahameru oleh para Dewa dari tanah Jambudwipa[2] ke pulau Jawa, dan terbentuknya gunung-gunung di Jawa. Beginilah kisahnya:
Col andap kulwan, maluhur
wetan ikang nuşa jawa; yata pinupak sang hyang mahāmeru, pinalih mangetan.
Tunggak nira hana kari kulwan; matangnyan hana argga kelāça ngarannya mangke,
tunggak sang hyang mahāmeru ngūni kacaritanya. Pucak nira pinalih mangetan,
pinutĕr kinĕmbulan dening dewata kabeh; runtuh teka sang hyang mahāmeru. Kunong
tambe ning lĕmah runtuh matmahan gunung katong; kaping rwaning lmah runtuh
matmahan gunung wilis; kaping tiganing lmah runtuh matmahan gunung kampud;
kaping pat ing lmah runtuh matmahan gunung kawi; kaping limaning lmah runtuh
matmahan gunung arjuna; kaping nĕm ing lmah runtuh matmahan gunung kumukus.
Goweng sisih ring iswar dening
runtuh sang hyang mahāmeru, yata condong mangalwar pangadĕgnira, (molah pukah
pucaknira). Yata inadĕgakĕn dening watĕk dewata pucak sang hyang mahāmeru. Ih
pawitra ling ning dewata kabeh; yata ring pawitra ngaranya mangke pucak sang
hyang mahāmeru kacaritanya ngūni. Kunang pwa tan apagĕh sang hyang mahāmeru,
sumanda ring gunung brahmā sira wkasan, apan wyakti rubuh sang hyang mahāmeru,
yan tan sumandaha ring gunung brahmā, apan sira goweng sisih iswar. Nimitanira
apagĕhana ring gunung brahmā, rĕp mapagĕh pangadĕg sang hyang mandaragiri; yata
matangnyan apagĕh tikang nuşa jawa mari molah marayĕgan, nisadapagĕh. Yata
matangyan sang hyang mahāmeru inaranan gunung nişada (Pigeaud, 1924).
Terjemahan dalam
bahasa Indonesia:
Dilepaskan
turun di sebelah barat, menuju ke timur pulau Jawa. kemudian dilepaslah Sang
Hyang Mahameru, dipindah ke timur. Dasarnya tertinggal di barat. Oleh sebab itu
terciptalah gunung yang bernama Kailaca nanti. Mengenai Sang Hyang Mahameru
beginilah ceritanya. Puncaknya dipindah ke timur, dikitari oleh semua para
dewa; runtuh dari Sang Hyang Mahameru. Setelah jatuh ke tanah terciptalah
Gunung Katong[3];
yang kedua tanah jatuh menciptakan Gunung Wilis; yang ketiga tanah runtuh
tercipta Gunung Kampud[4];
yang ke empat pada tanah yang runtuh tercipta Gunung Kawi; yang kelima tanah
runtuh menciptakan Gunung Arjuno; yang keenam tanah runtuh menciptakan Gunung
Kamukus[5].
Rusaklah bagian bawah setelah
runtuhnya Sang Hyang Mahameru, lebih ke arah utara berdiri tegak (bagian
potongan puncaknya). Di sanalah berdiri tempat para dewa di puncak Sang Hyang
Mahameru. Di pindah ke Pawitra[6]
maksud para dewa semua, disebut Pawitra nanti puncak Sang Hyang Mahameru,
seperti diceritakan tadi. Diketahuilah kekokohan Sang Hyang Mahameru, bersandar
pada Gunung Brahma untuk terakhir kalinya. Setiap kali Sang Hyang Mahameru
rubuh maka bersandarlah ke Gunung Brahma tetaplah kokoh berdiri Sang Hyang
Mandaragiri. Oleh sebab itulah berdiri kokoh Pulau Jawa setelah (sebelumnya)
bergoncang. Duduk kokoh. Oleh karena itulah Sang Hyang Mahameru disebut pula
Gunung Nisada….(Munib, NB. 2011).
Gunung Semeru (Foto : Novi BmW dari Cuban Rais, Kota Batu) |
Rujukan:
Pigeaud, Th G T. 1924.
De Tantu Panggelaran. Leiden: s’Gravenhage, Nederl. Boek en Steendrukkerij voorheen H.L. Smits.
Novi
BM, 2011. Dinamika Kekuasaan Raja
Jayakatyəng di Kerajaan Glang-Glang Tahun 1170-1215 Çaka:
Tinjauan Geopolitik.
Skripsi. Malang:
FIS UM
NB : Tulisan ini merupakan hasil "Migrasi" dari www.artiistilah.blogspot.com (alm)
[1] Terdapat pada
penutup kitab “tlas (s)inurat sang hyang
tantu panglaran ring karangkabhujanggan kutritusan, dina u(manis) bu(dha)
madangsya, titi sasi kasa, rah 7, tengek 5, rsi pandawa buta tunggal(1557)”(Pigeaud,
1924)
[2] Nama kuno wilayah
India
[4] Nama kuno Gunung Kelud
[5] Nama kuno Gunung
Welirang
[6] Nama kuno Gunung
Penanggungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar