Senin, 25 Februari 2013

Kesucian Gunung Kawi

Oleh : Novi BmW

Gunung Kawi
(Foto : Novi BmW dari Ds. Pendem, Kota Batu)
Gunung Kawi merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa. Perihal kesuciannya tersebut diabadikan dalam Kitab Tantu Panggelaran. Kitab ini berasal dari tahun 1557 Saka (1635 M)[1]. Dalam kitab ini diceritakan tentang proses pemindahan Gunung Mahameru oleh para Dewa dari tanah Jambudwipa[2] ke pulau Jawa, dan terbentuknya gunung-gunung di Jawa. Beginilah kisahnya:
Col andap kulwan, maluhur wetan ikang nuşa jawa; yata pinupak sang hyang mahāmeru, pinalih mangetan. Tunggak nira hana kari kulwan; matangnyan hana argga kelāça ngarannya mangke, tunggak sang hyang mahāmeru ngūni kacaritanya. Pucak nira pinalih mangetan, pinutĕr kinĕmbulan dening dewata kabeh; runtuh teka sang hyang mahāmeru. Kunong tambe ning lĕmah runtuh matmahan gunung katong; kaping rwaning lmah runtuh matmahan gunung wilis; kaping tiganing lmah runtuh matmahan gunung kampud; kaping pat ing lmah runtuh matmahan gunung kawi;............. (Pigeaud, 1924).
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Dilepaskan turun di sebelah barat, menuju ke timur pulau Jawa. kemudian dilepaslah Sang Hyang Mahameru, dipindah ke timur. Dasarnya tertinggal di barat. Oleh sebab itu terciptalah gunung yang bernama Kailaca nanti. Mengenai Sang Hyang Mahameru beginilah ceritanya. Puncaknya dipindah ke timur, dikitari oleh semua para dewa; runtuh dari Sang Hyang Mahameru. Setelah jatuh ke tanah terciptalah Gunung Katong[3]; yang kedua tanah jatuh menciptakan Gunung Wilis; yang ketiga tanah runtuh tercipta Gunung Kampud[4]; yang ke empat pada tanah yang runtuh tercipta Gunung Kawi;…....(Munib, NB. 2011).
Dari kutipan di atas, diketahui bahwa sekitar abad 16-17 nama “Kawi” telah digunakan. Gunung Kawi merupakan runtuhan empat setelah Gunung Kampud (Kelud) dari rentetan guguran Sang Hyang Mahameru yang dipindah dari india ke tanah Jawa. Jadi, sebagai salah satu bagian dari Sang Hyang Mahameru maka Gunung Kawi adalah gunung suci bagi umat Hindu. Kesucian tersebut dapat pula dilihat dari ditemukannya bangunan suci berupa reruntuhan bangunan suci di lereng-lerengnya, Candi Sirahkencong, Candi Badut, Candi Kagnengan dan beberapa pusat kerajaan yang tumbuh kembang di sekitarnya. Sebutlah, Kerajaan Kanjuruhan, dan Kerajaan Tumapel berkembang di timur Gunung Kawi.
Penyebutan kerajaan atau wilayah di bagian timur Gunung Kawi sering disebut dalam sumber dari masa sebelum abad 17 dengan sebutan “bhumi wetan i kawi”. Sebagai contoh adalah Prasasti Mula-Malurung lempeng IVb baris 3, Nagarakrtagama (XL:2), dan Kitab Pararaton (Munib, NB. 2011).
Rujukan:
Pigeaud, Th G T. 1924. De Tantu Panggelaran. Leiden: s’Gravenhage, Nederl. Boek en Steendrukkerij voorheen H.L. Smits.  
Munib, NB. 2011. Dinamika Kekuasaan Raja Jayakatyeng di Kerajaan Glang-Glang Tahun 1170-1215 Çaka: Tinjauan Geopolitik. Skripsi, Malang: FIS UM
 
NB : Tulisan ini merupakan hasil "Migrasi" dari www.artiistilah.blogspot.com (alm)

[1] Terdapat pada penutup kitab “tlas (s)inurat sang hyang tantu panglaran ring karangkabhujanggan kutritusan, dina u(manis) bu(dha) madangsya, titi sasi kasa, rah 7, tengek 5, rsi pandawa buta tunggal(1557)”(Pigeaud, 1924)
[2] Nama kuno wilayah India
[3] Nama kuno Gunung Lawu
[4] Nama kuno Gunung Kelud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar