Oleh : Novi BmW
Gunung Lawu merupakan salah satu gunung suci dari
sembilan gunung suci di Jawa. Perihal kesuciannya tersebut diabadikan dalam
Kitab Tantu Panggelaran. Kitab ini berasal dari tahun 1557 Saka (1635 M)[1]. Dalam
kitab ini diceritakan tentang proses pemindahan Gunung Mahameru oleh para Dewa dari tanah
Jambudwipa[2] ke
pulau Jawa, dan terbentuknya gunung-gunung di Jawa. Beginilah kisahnya:
Col andap kulwan, maluhur
wetan ikang nuşa jawa; yata pinupak sang hyang mahāmeru, pinalih mangetan.
Tunggak nira hana kari kulwan; matangnyan hana argga kelāça ngarannya mangke,
tunggak sang hyang mahāmeru ngūni kacaritanya. Pucak nira pinalih mangetan,
pinutĕr kinĕmbulan dening dewata kabeh; runtuh teka sang hyang mahāmeru. Kunong
tambe ning lĕmah runtuh matmahan gunung katong;................(Pigeaud, 1924).
Terjemahan dalam
bahasa Indonesia:
Dilepaskan
turun di sebelah barat, menuju ke timur pulau Jawa. kemudian dilepaslah Sang
Hyang Mahameru, dipindah ke timur. Dasarnya tertinggal di barat. Oleh sebab itu
terciptalah gunung yang bernama Kailaca nanti. Mengenai Sang Hyang Mahameru
beginilah ceritanya. Puncaknya dipindah ke timur, dikitari oleh semua para
dewa; runtuh dari Sang Hyang Mahameru. Setelah jatuh ke tanah terciptalah
Gunung Katong;..................(Munib, NB. 2011).
Dari kutipan di atas, Gunung Lawu disebut dengan nama
kunonya, yaitu Gunung Katong. Reruntuhan pertama dari rentetan guguran Sang
Hyang Mahameru dari india di tanah Jawa adalah Gunung Katong. Jadi, sebagai
salah satu bagian dari Sang Hyang Mahameru maka Gunung Katong atau yang
sekarang disebut sebagai Gunung Lawu adalah gunung suci bagi umat Hindu.
Kesucian tersebut dapat pula dilihat dari ditemukannya bangunan suci berupa Candi
Sukuh, Candi Ceto, Candi Sadon dan beberapa pusat kerajaan yang tumbuh kembang
di sekitarnya. Sebutlah Kerajaan Wengker, Kerajaan Jagaraga dan Kerajaan
Gelang-Gelang pernah berkembang di lembah timur Gunung Lawu.
Rujukan:
Pigeaud, Th G T. 1924.
De Tantu Panggelaran. Leiden: s’Gravenhage, Nederl. Boek en Steendrukkerij voorheen H.L. Smits.
Munib, NB. 2011. Dinamika Kekuasaan Raja Jayakatyeng di Kerajaan Glang-Glang Tahun 1170-1215 Çaka:
Tinjauan Geopolitik.
Skripsi tidak diterbitkan: FIS UM
NB : Tulisan ini merupakan hasil "Migrasi" dari www.artiistilah.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar